Rabu, 07 November 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan sekelompok
konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta -
fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya bukti )
secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk
mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan
dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi
dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek
keperawatan mengandung komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang
mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam
memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua
pasien.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa
yang dimasud dengan teori dan teori keperawatan itu ?
2. Apa
saja karakteristik teori itu ?
3. Apa
saja model model konseptual keperawatan
1.3 tujuan masalah
1. mengetahui
apa teori itu dan karakteristik itu !
2.
mengetahui apa saja model-model
konseptual keperawatan itu !
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Dan Teori Keperawatan
Teori adalah
hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep
tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai
suatu pedoman dalam penelitian.
Teori
keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan
dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau
pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
Menurut
Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan
teori keperawatan, yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang
relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu
keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari
konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu
kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan
pengembangan teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di
harapkan dapat membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan
keperawatan.
2.2. Karakteristik
Teori
Menurut
Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar teori dan
konsep keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi
dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan
seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan
konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat
alamiah. Artinya, teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang
jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana
dan umum. Artinya, teori keperawatan dapat digunakan pada masalah yang
sederhana maupun masalah kesehatan yang
kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam
memperkaya body of knowledge keperawatan
yang dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman
dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan
2.3.
Model – Model Konseptual Keperawatan
A.
Self
Care (Orem)
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan
keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri
sehingga membantu individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan, dan mencapai kesejahteraan. Teori orem dikenal sebagai self-care deficit theory. Orem melabeli
teorinya sebagai teori umum yang terdiri atas tiga teori terkait, yaitu teori
self care, teori self care deficit, dan teori nursing system.
a.
Teori
self care
Self care (perawatn diri) merupakan kontribusi
berkelanjutan orang dewas bagi eksistensinya, dan kesejahteraan. Self care ini
menggambarkan dan menjelaskan manfaat perawatan diri guna mempertahankan hidup,
kesehatan, dan kesejahteraanya. Kebutuhan perawatan diri, menurut orem,
meliputi pemeliharaan udara, air/cairan, makanan, proses eliminasi normal,
keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. Keseimbangan antara solitud dan
interaksi social, pencegahan bahaya bagi kehidupan, fungsi, dan kesejahteraan
manusia, serta upaya meningkatkan fungsi dan perkembangan individu.
Kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri
(self care agency) merupakan kekuatan atau kemepuan individu yang berhubungan
dengan perkiraan dan esensial produksi untuk perawatn diri. Self care agency
dipengaruhi oleh usia, status perkembangan, pengalaman hidup, orientasi
social-budaya, kesehatan dan sumber daya yang tersedia.
Di dalam teori self care disebutkan pula mengenai
therapeutic self care demand, yaitu totalitas aktivitas keperawatan diri yang
dilakukan untuk jangka waktu tertentu guna memenuhi kebutuhan perawatan diri
dengan menggunakan metode perawatan yang valid. Perawatan diri memilki beberapa
prinsip yaitu : perawatan diri dilakukan secara holistic, mencakup delapan
komponen kebutuhan perawatan diri di atas, perawatan diri dilakukan sesuai
dengan tahap tumbuh kembang manusi, dan perawatan diri dilakukan karena adanya
masalah kesehatan atau penyakit dengan tujuan mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan.
b.
Teori
self care deficit
Teori self care deficit merupakan inti dari General
Theory of Nursing yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat
dibantu melalui ilmu keperawatan serta kapan keperawatan di perlukan. Deficit
keperawatan diri ini terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri
mereka sendiri.
Bantuan yang diberikan perawat dapat dilakukan
melalui beberapa metode. Ada lima metode bantuan meuerut orem yaitu :
· Bertindak
atau melakukan suatu tindakan untuk orang lain (klien)
· Membimbing
· Memberikan
dukungan fisik maupun psikis
· Menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan perkembangan personal dalam memenuhi
kebutuhan saat ini dan yang akan dating
· Terakhir
mengajarkan
Oleh
karena itu, untu dapat member bantuan perawatan, diperlukan sebuah nursing
agency. Nursing agency merupakan kemampuan khusus yang dimilki perawat dalam
memberikan perawatan kepada klien.
Menurut
Orem, cara kerja atau aktivitas perawat dalam menjalankan praktik keperawatan
mencakup empat area yaitu :
· Membina
dan memelihara hubungan terapeutik anatara perawat dan klien, baik individu,
keluarga maupun kelompok sampai klien mampu merawat dirinya,
· Menentukan
kapan seseorang membutuhkan bantuan atau dapat bantuan.
· Memerhatikan
dan merespon permintaan, keinginan dan membantu klien untuk mendapatkan bantuan perawat.
· Mengoordinasikan
serta mengintegrasikan keperawatan bersama klien terkait dengan aktivitas
sehari –hari, kehidupan social dan pendidikan.
c.
Teori
Nursing System
Teori
nursing system (system keperawatan ) membahas bagaimana kebutuhan perawatan
klien, atau keduanya. System keperawatan ini ditentukan atau disusun berdasrkan
kebutuhan perawatan diri dan kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri.
Perawatan
diri dilakukan denagn memerhatikan tingkat ketergantungan atau kebutuhan serta kemampuan
klien. Oleh karena itu ada tiga klasifikasi system keperawatan dalam perawatan
diri.
· Whooly
compensatory nursing system
Perawat member bantuan kepada klien karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi.
· Party
compensatory nursing system
Perawat dank lien saling kerja sama dalam
melakukan tindakan keperawatan dalam hal ini, peran perawat tidak total tetapi
sebagian.
· Supportive
educative nursing sytem
Klien melakukan perawatan diri dengan bantuan perawat. Saat klien sudah
mampu melakukannya.
B. Human Beings (Roger’s)
Teori dan model konsep keperawatan menurut Martha E.
Rger dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit. Teori roger ini
didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam semesta, seperti
antropologi, sosiologi, astronomi, agam, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Teori ini berfokus pada proses kehidupan manusia. Menuerutnya,
kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan pola
pertumbuhan serta perkembangan seseorang.
Asumsi dasar teori rogers tentang manusia adalah :
· Manusia
adalah kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
· Manusia
berinteraksi langsung dengan lingkungan disekelilignya.
· Kehidupan
setiap manusia adalah suatu yang unik. Jalan hidup seseorang berbeda dengan
orang lain.
· Perkembangan
manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya.
· Manusia
diciptakan dengan karakteristik dan keunikan sendiri, misalnya dalam hal sifat
dan emosi.
Secara singkatdapat
disimpulakan bahwa teori rogers berfokus pada manusia
sebagai
satu kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupannya. Menurut, lingkungan adalah
segala hal yang berbeda di luar individu
C.
Adaptasi
(Roy)
Merupakan
model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan
kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mapu
merubah perilaku yang mal adaptif. Sister Calista Roy ini mengembangkan model
adaptasi dalam keperawatan pada tahun 1964. Model ini banyak digunakan sebagai
falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. model adaptasi
Roy adalah sistem model yang esensial dalam keperawatan. Callista Roy
mengemukakan konsep keperawatandengan model adaptasi yang memiliki beberapa
pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :
ü Individu adalah makhluk
biopsikososial sebagai satu kesatuan yangn utuh. Seseorang dikatakan sehat jika
mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, dan sosialnya.
ü Setiap orang selalu menggunakan
koping,baik yang bersifat positif maupun negatif untuk dapat beradaptasi.
ü Setiap individu berespon terhadap
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk
hidup mandiri atau kemandirian serta kebutuhan akan kemampuan melakukan peran
dan fungsi secara optimaluntuk memelihara integritas diri.
ü Individu selalu berada pada rentang
sehat-sakit yang berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan
untuk memelihara kemampuan beradaptasi
Menurut
roy, terdapat 5 objek utama dalam ilmu keperawatan yaitu :
1.
Manusia
(individu yang mendapatkan asuhan keperawatan )
Roy menyatakan bahawa penerima jasa asuhan
keperawatan adalah individu, keluarga, komunitas atau social. Masing-masing
diperlakukan oleh perawat sebagao system adaptasi yang holistic dan terbuka.
System terbuka tersebut berdampak terhadap perubahan yang konstan terhadap
informasi, kejadian dan energy anatrsistem dan lingkungan. Interaksi yang
konstan anatar individu dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan
eksternal. Dengan perubahan tersebut, individu harus mempertahankan integritas
dirinya yaitu beradaptasi secara kontinu.
2.
Keperawatan
Keperawatan
adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu yang sehat maupu sakit mengalami gangguan fisik,
psikis, dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk
pemenuhan kebutuhan dasr dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan
melakukan rehabilitas dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh
individu.
Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah
meningkatkan respons adaptasi yang berhubungan dengan empat model respon
adaptasi. Perubahan internal, eksternal, dan stimulus input bergantung dari
kondisi koping individu. Kondisi koping menggambarkan tingkat adaptasi
seseorang. Tingkat adaptasi ditentukan oleh stimulus fokal, konsektual, dan
residual. Stimulus fokal adalah suatu respon yang diberikan secra
berlangsung terhadap perubahan yang berdampak terhadap seseorang. Stimulus
konsektual adalah semua stimulus lain yang merangsang seseorang baik
internal maupun eksternal serta mempengaruhi siyuasi dan dapat diobservasi,
diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh individu. Stimulus residual adalah
karakteristik/riwayat seseorang dan timbal secara relevan sesuai dengan situasi
yang dihadapi tetapi sulit diukur secara objektif.
3.
Konsep
sehat
Roy
mendefinisikan sehat sebagai suatu kontinum dari meninggal sampai dengan
tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan
dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan yaitu
fisik, mental dan social. Integrasi adaptasi individu dimanifestasikan oleh
kemampuan individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan
reproduksi.
Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu
untuk beradaptasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar
individu. Kondisi sehat dan sakit sangat relative dipersepsikan oleh individu.
Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping) bergantung pada latar belakang
individu tersebut dalam mengartikan dan memperseosikan sehat-sakit, misalnya
tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain.
4.
Konsep
lingkungan
Stimulus dari individu dan stimulus sekitarnya
merupakan unsure penting dalam lingkungan. Roy mendefinisikan lingkungan
sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan eksternal, yang
memepengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku seseorang dan
kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis
yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan
lingkunganinternal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu dan proses
stressor biologis yang berasal dari dalam tubuh manusia. Manifestasi yang
tamapak akan tercermin dari perilaku individu sebagai suatu system. Pemahaman
klien yang baiak tentang lingkungan akan membantu perawat meningkatkan adaptasi
klien tersebut dalam merubah dan mengurangi risiko akibat dari lingkungan
sekitarnya.
5.
Aplikasi
tindakan keperawatan
Model ilmu keperawatan dari adaptasi roy memberikan
pedoman kepada perawat dalam mengembangkan asuhan keperawatan melalui proses
keprawatan. Unsur proses keperawatan meliputi :
Ø Pengkajian
Pengakajian pertama meliputi pengumpulam data
tentang perilaku klien sebagai suatu system adaptif yang berhubungan dengan
masing-masing model adaptasi : fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
ketergantungan.jadi, pengakajian pertama itu diartikan sebagai pengajian
perilaku, yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing model adaptasi secara
sistematik dan holistic.
Setelah pengkajian pertama itu, perawatan
menganalisa pola perubahan perilaku klien tetntang ketidakafektifan respon atau
respon adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Perawat melaksanakan
pengakajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang
stimulus fokal, konsektual, dan residual yang berdampak terhadap klien.Proses
ini bertujuan untuk mengklarifikasikan penyabab dari masalah dan mengidentifikasikan
factor konsektual dan residual yang sesuai.
Menurut Martinez, factor yang mempengaruhi respon
adaptif meliputi genetic; jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan,
alcohol, merokok, konsep diri fungsi peran, ketergantungan dan pola interaksi
social,; mekanisme keping dan gaya; stress fisik dan emosi ; budaya ; serta
lingkungan fisik.
Ø Penetapan
diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon
individu terhadap rangsanagan yang timbul dari diri sendiri mauapun luar
(lingkungan). Sifat diagnosis keperawatan menurut nursalam (2001) adalah
1. Berorientasi
pada kebutuhan dasar manusia.
2. Menggambarkan
respon indivudu terhadap respon, kondisi dan situasi sakit.
3. Berubah
bila respon indivudi juga berubah.
Ø Intervensi
Intervasi keperawatan adalah suatau
perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasikan stimulus fokal,
konsektual, dan residual. Pelaksanaannya juga ditunjukan kepada kemampuan klien
dalam menggunakan koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat
terjadi pada klien.
Tujuan intervensi keperawatan adalah
mencapai kondisi yang optimal dengan menggunakan koping yang kunstruktif.
Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah yang
adoptif dan ketersediaan energy untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan,
pertumbuhan, dan reproduksi). Tujan jangka pendek adalah mengindentifikasi
harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal. Konsektual, dan
residual.
Ø Evaluasi
Penilaian terakhir proses keperawatan
didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan
suatu asuahn keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari criteria hasil
yng telah di teta[kan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.
D.
Praktek
Keperawatan (Neuman’s)
Neuman
mengemukakan model system (system model)
dalam pendidikan dan prakrik keperawatan. Neuman menggunakan pendekatan manusia
utuh (total person approach), dengan
memasukkan konsep holistic, pendekatan system terbuka (open system), dan konsep “stressor”.
Model ini mengalisis interaksi
empat variable penunjang komunitas yang meliputi fisik, psikologi, social
cultural dan spiritual, adapaun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan
keluarga dalam lingkungan yang dinamis.
Empat konsep mayor dari teori Newman
:
1.
Manusia
Manusia merupakan suatu system terbuka,
yang selalu mencari keseimbangan yang harmoni, dan merupakan satu kesatuan dari
variabel-variabel fisiologis, psikologis, sosialkultural, perkembangan , dan
spiritual.
2.
Lingkungan
Lingkungan adalah semua kekuatan, baik
internal dan eksternal yang dapat memepengaruhi hidup dan perkembangan klien
atau system klien.
3.
Keperawatan
Secara umu, keperawatan merupakan profesi
unik, mencakup tentang proses manusia terhadap stressor yang merupakan konsep
yang utama untuk mencapai stabilitas pasien. Newman mendefinisikan parameter
dari keperawatan adalah individu, keluarga dan kelompok dalam mempertahankan
tingkat yang maksimal dari sehat dengan intervensi untuk menghilangkan stress
dan menciptakan kondisi yang optimal bagi pasien.
4.
Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan yang adekuat
dalam suatu sitem stabilitas yang merupakan keadaan yang baik.
Sehat adalah kondisi terbebasnya dari
gangguan pemenuhan kebutuhan dan sehat merupakan keseimbangan yang dinamis
sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.
E.
Perilaku
(Johnson’s)
Model Dorothy Johnson (1980,1990) adalah sintesis
dari teori dan konsep ilmu perilaku dan biologi, yang terintegrasi kedalam
kerangka kerja system. Teori mengenai stress dan adaptasi menjadi titik focus
dalam model ini.
Setiap orang dipandang sebagai suatu system perilaku
yang terdiri atas tujuh sub system. Subsistem tersebut berinteraksi dan saling
terkait.
Teori Dorothy Johnson tentang
keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya
dan bagaimana stress actual atau potensial dapat mempengaruhi kemampuan
beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien
dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson, 1968). Teori
Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan perilaku
berikut:
1) Perilaku mencari keamanan.
2) Perilaku mencari perawatan.
3) Menguasai diri sendiri dan
lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi.
4) Mengakomodasi diet dengan cara yang
diterima secar sosial dan cultural.
5) Mengeluarkan sampah tubuh dengan
cara yang diterima secara sosial dan kultural.
6) Perilaku seksual dan identitas peran
7) Perilaku melindungi diri sendiri
Menurut Johnson, perawat mengkaji
kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku diatas, yang disebut subsistem
perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi secara efektif didalam
lingkungannya.Akan tetapi ketika stres mengganggu adaptasi normal, perilaku
klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas.Perawat mengidentikasi
ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk
mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
F.
Budaya
(Leininger)
Teori Leininger ini melihat adanya perubahan
perilaku di antara anak yang berasal dari budaya yang berbeda. Perbedaan ini
mebuat Leinenger menelaah kembali profesi keperawatan.ia mengedintifikasi bahwa
pengetahuan perawat untuk memahami budaya anak dalam layanan keperawatan
ternyata masih kurang.
Leinenger pertama kali menggunakan kata trancultural
nursing, ethnonursing, dan cross-cultural nursing.Akhirnya, pada tahun 1985,
Leinenger mempublikasikan teorinya untuk pertama kalinya, sedangkan ide-ide dan
teorinya mulai dipresentasikan pada tahun 1988.Teori Leinenger kemudian disebut
sebagai Cultural Care Diversity and Universality.Tetapi para ahli sering
menyebutnya sebagai Trancultural Nursing Theory atau teori perawatan
transkultural.
Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama
dalam keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang
budaya dan sub-budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring,
layanan keperawatan, nilai-nilai, keyakinan tentang sehat-sakit, serta
pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge yang
ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada budaya
tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan
transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat dalam memahami
budaya klien.
Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut
Leinenger dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah
hidup, faktor sosial dan kekerabatan, nilai budaya dan gaya hidup, politik dan
hukum, ekonomi, dan pendidikan. Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap
negara atau area, sesuai dengan kondisi masing-masing daerah, dan akan
memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan. semua langkah perawatan tersebut
ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik, penyembuhan penyakit, dan
persiapan menghadapi kematian.
Oleh karena itu, ketujuh faktor tersebut harus
dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien sebab
masing-masing faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola, dan praktik
keperawatan (care expression, pattern, and practices).Dengan demikian, ketujuh
faktor tersebut besar kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara
holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga,
kelompok, komunitas, maupun institusi di berbagai sistem kesehatan.
Peran
perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara sistem
perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan profesional
melalui asuhan keperawatan. Oleh
karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan
keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan
proses keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan, tindakan
keperawatan.Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap
memperhatikan tiga prinsip asuhan keperawatan, yaitu :
1) Culture care
preservation/maintenance,
yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya guna
membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
2) Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu,
memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan
budaya untuk beradaptasi, bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan
dan gaya hidup individu atu klien.
3) Culture care
repatterning/restructuring,
yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki
kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik.
G.
Kebutuhan
(Henderson)
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan.
1.
Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu
yang membutuhkan bantuan meraih kesehatan, kebebasan tau kematian yang damai,
serta bantuan untuk meraih kemandirian. Henderson juga menyatakan bahwa pikiran
dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sam
halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
2.
Keperawatan
Perawat memepunyai fungsi unik untuk
mambantu individu, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagi anggota tim
kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan
berdasarkan kebutuhan manusia.untuk menjalankan fungsinya, perawat hatus
memiliki pengetahuan bilogis maupun social.
3.
Kesehatan
Sehat adalah kulitas hidup yang menjadi
dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih
penting dari pada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan
kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atu mempertahankan
kesehatn bila mereka memilki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4.
Lingkungan
Ada beberapa hal nyang perlu
diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
ü Individu
yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
ü Perawat
harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
ü Perawat
harus memilki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
ü Dokter
menggunakan hasil observasi dan penelitian perawat sebgai dasar dalam memberikan
resep.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Teori dan
model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai
fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam membedakan keperawatan dengan
disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,
memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan.Steven (1984).
2. Karakteristik
dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori keperawatan mengidentifikasi
dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan, harus
bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum, sebagai pedoman, serta berperan
dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan.
3. Model model konseptual keperawatan
adalah sebagai berikut :
a. Self care (Orem)
b. Human beings (rogers’)
c. Adaptasi (Roy)
d. Praktek keperawatan (Neuman’s)
e. Perilaku (Johnson’s)
f. Budaya (Leininger)
g. Kebutuhan (Henderson)
3.2
Saran
Dengan danya masalah ini diharapkan
pembaca dapat memahami dari pengertian teori dan teori keperawatan dan
mengetahui apa saja model model konseptual keperawatan itu.
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
